Laman

Sabtu, 14 Agustus 2010

Tuhan Maha Cinta

Rena tertegun, matanya tak henti menatap langit. Warnanya biru...dengan awan putih bersih melayang disana. Sinar matahari cerah menembus awan, menerangi seluruh alam. Rena tersenyum, senyuman penuh arti. Rena merasa sangat bahagia. Tuhan memberinya sebuah keluarga yang membuat hatinya selalu damai jika bersama mereka. Tuhan juga memberinya seorang Reno, cowo yang dicintainya sepenuh hati. Cowo yang merubah hidupnya, cowo yang juga sangat mencintai Rena. Lengkap sudah kebahagiaan Rena. Dia tidak ingin apa-apa lagi kecuali bahagia berkumpul keluarga dan cowo yang dicintainya. Segala kesulitan hidup akan dihadapinya dengan sabar dan tawakkal kepada Allah SWT.
Rena menitikkan air mata, dia terharu, sedih sekaligus bahagia. Tuhan sangat mencintainya, hingga dia masih diberikan kesempatan hidup sampai saat ini. Air mata Rena semakin deras mengalir. Dia ingat akan dosa-dosa yang telah diperbuatnya. Rena tahu dosa-dosanya sangat banyak, sangat besar. Rena takut akan balasan dari dosa-dosanya. Rena hanya manusia biasa yang tak luput dari dosa. Tapi sebagai manusia Rena belum berusaha maksimal untuk menghindari perbuatan dosa. Rena masih memperturutkan hawa nafsunya. Rena masih berpikir segala kesenangan di dunia dan mengabaikan akhirat. Rena ingin sekali menebus dosa-dosanya. Rena ingin Tuhan lebih mencintainya. 
Di bulan Ramadhan Rena menemukan nikmat yang sungguh tak terbayangkan sebelumnya. Bagaimana Allah memberikan rezeki yang sungguh berlimpah...... Rena menangis, menangis, dan menangis. Dia malu akan dosanya. Rena berjanji dia akan menjadi manusia yang lebih baik. Rena berjanji akan menebus segala dosanya. Rena berjanji akan mencintai Dia lebih dari apapun. Karena Rena tahu Dia Sang Maha Cinta. Rena tahu Dia Maha Pemaaf, dan Dia pasti memaafkan segala dosa-dosa Rena.
"YA ALLAH.....Rena mohon ampun.....Rena mau jadi hamba-MU yang takwa....Rena rindu cinta-MU...."
dan Rena pun menangis....

Kamis, 05 Agustus 2010

Aku di bulan Juli

Bersama angin di bulan Juli
Kulukis paras di seribu kanvas
Lekat kupandang, kusayang
Takkan kubosan

Bersama angin di bulan juli
Kurangkai manik pelangi
di sejuta benang sutra
Tuk gantungkan sejuta asa
Takkan kuputus asa

Bersama angin di bulan Juli
Ku tulis satu puisi
Ku tumpahkan semua isi hati
Pun hanya kan tersia-sisa
Takkan kusesal semua

                     dh@

Narasi siluet jingga

Waktu menghujani dengan tetesan debu
mengubur si Penghitung waktu

Terdengar gema disana
Wake up!!
This is not a joke!
This is faith, about life, about love...

Sirna debu seketika
berganti terang bernyala

Tak bergeming
Sosok itu hanya terpana
             and then
Why?
Because you aren't ordinary people!
Tubuh itu bangkit
menapak jejak yang telah terukir


Lancang angin meneriakinya
Time is running out!
Time is running out!
Be strong...!


Hening


Partikel-partikel cahaya menariknya
memaksa kakki-kakinya
Raga itu pun merasakan jutaan energi
menjadi perisainya


Si Penghitung waktu
mengejar siluet jingga



          dh@

Pada Akhirnya

Aku melihatmu diantara salju tak bercelah
Aku mendengarmu diantara seribu lengking jerit tangis
Aku merasakanmu bersama gerimis dan angin
Aku mencarimu,
mengikuti jejak-jejak bernyala
menuju cahaya
merengkuh bayangmu yang terlantar

Lebur ragaku bersama bayangmu
Menyatu dalam jasad biru
Kita menjelma, berubah wujud
Menjadi sayap-sayap putih nan halus
Terbang, tertatih-tatih
Menggapai nuansa dalam segala nuansa
Mereguk bening rasa abadi


                                  dh@

Rabu, 04 Agustus 2010

At last!

Waaaaaaaaaaaaaaaaaaa..........................................
Rena ingin berteriak sekencang-kencangnya (lebay)....
Akhirnya sms-sms yang dia kirim ke Reno terkirim juga, setelah tertunda berpuluh-puluh jam. Reno membalas sms Rena.
Reno: Maaf sayang, di tempat wisata tadi ga ada sinyal. Ni aku lagi di jalan mau pulang ke rumah...
Rena segera menelpon Reno, betapa senang hati Rena karena telponya nyambung, sudah beberapa hari Reno bilang ga ada sinyal. 
"Reno.............Sayang.............akhirnya bisa nyambung juga. Lagi dimana nih?"
'Aku lagi di mobil, yank. Kemarin di tempat wisata ga ada sinyal... Maaf ya....'
"iya, tapi aku hampir gila ga bisa nelpon kamu. Kapan kamu pulang? Aku kangen banget yank..."
'aku ga kangen tuh....hehehe..... Besok aku pulang...'
"dasar, sayang dodol! Kalo pulang besok....mampir dulu kerumah ku ya. Aku pengen banget ketemu kamu. Sayang, mana kado ultah ku?hehehe"
'hmmmm....Kalo kamu ke Banjarmasin ada kado ultahmu....'
"memanngya kamu ga pulkam? Nanti aku mau ke Banjarmasin..."
'Kapan? aku habis selesain laporan mau pulkam. Dah kangen sama ortu, palagi sama si Ndut...'
"yaahhh....kalo gitu kamu besok mampir dulu kerumahku. Kamu kan mau pulkam, aku  juga belum tau kapan mau ke Banjarmasin...Aku kangen..."
'iya.....nanti ya, sayang... Yank, telponannya nanti lagi ya, aku pusing....'
"ya udah deh....Assalamualakum...."
'waalaikumsalam...'
Rena menutup teleponnya. Padahal Rena masih mau ngobrol sama Reno, tapi kasihan Reno, dia pusing, kecapean. Rena bersorak dalam hati, walau cuma bisa ngorol sebentar tapi itu sudah cukup mengobati rasa rindunya. Rena tersenyum bahagia.
"Alhamdulillah...Terimakasih Ya Allah...." bisik Rena.

dh@

Minggu, 01 Agustus 2010

Ini

Lahir dari imajinasi, termotivasi oleh inspirasi, berkembang melalui eksplorasi, dilukiskan dengan empati, disuarakn oleh hati, berakhir di sini.

dh@