Laman

Minggu, 29 Juli 2012

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

PENGERTIAN

Anemia adalah suatu keadaan yang menggambarkan penurunan jumlah sel darah merah dan kadar hemoglobin serta hematokrit dalam darah.

Dikatakan sebagai anemia bila HB < 14 g/dl dan HT < 41 % (pada pria), atau HB < 12 g/dl dan HT < 37 % (pada wanita).

Anemia bukan merupakan penyakit, namun pencerminan suatu gangguan atau penyakit dalam tubuh.


 

ETIOLOGI

Produksi eritrosit yang menurun

Eritrosit yang prematur

Penghancuran eritrosit yang berlebihan


 

KLASIFIKASI ANEMIA

Anemia Hipoproliferatif

Anemia Aplastik

Anemia yang terjadi akibat penurunan sel darah dalam sum-sum tulang dan terjadi penggantian sum-sum tulang menjadi lemak.

Anemia pada penyakit ginjal

Kerena produksi eritropoetin (hormon yang berperan dalam produksi eritrosit) terganggu pada pasien dengan penyakit ginjal (eritropotein diproduksi diginjal).

Anemia pada penyakit kronis

Misalnya pada beberapa jenis imflamasi artritis rematoid, abses paru, osteomielitis, TBC dan keganasan.

Anemia difesiensi besi

Penyebab biasanya pendarahan (menstruasi hebat), alkoholisme, mal-absorbsi besi pada penyakit traktus digestivus (gastritis, pasca reseksi usus, tumor saluran cerna, dll).

Anemia Megaloblastik

Terjadi kerena difesiensi vitamin B12 dan asam folat. Kedua vitamin ini diperlukan dalam sintesa DNA sehingga eritrosit membesar kerena tidak mampu membelah.

Anemia Perniosa

Akibat tidak adanya produksi faktor intrensik oleh mukosa lambung. Faktor intrensik mengikat vitamin B12 agar bisa diabsorbsi diileus.

Anemia Hemolitika

Anemia hemolitik turunan

Anemia sel sabit

Defek pada rantai beta hemoglonin. Eritrosit berbentuk sel sabit, sifatnya mengkristal pada tekanan O2 rendah.

Talasemia

Defek sintesis rantai hemoglobin dengan karakteristik selnya hipokromik mikrositer.

Difesiensi Glukosa G-Fosfat Dehidroginase

G-G-PD adalah enzim dalam eritrosit yang penting dalam stabilitas membran, sehingga dalam keadaan demam atau obat tertentu, eritosit hemolisis. Obat-obatan yang menyebabkannya adalah obat malaria, sulfonamid, aspirin, cloramfenikol, vitamin K

  • Anemia Hemolitika Didapat.
    • Anemia hemolitika turunan
    • Anemia sel spur
    • Anemia pada Hipersplenisme

PATOFISIOLOGI

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum (misalnya berkurangnya eritropeosis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau kebanyakan akibat yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui pendarahan/hemolisis (destruksi) pada kasus yang terakhir masalahnya dapat akibat defek sel merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah/akibat beberapa faktor diluar sel darah merah. Yang menyebabkan destruksi sel darah merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem retikuluendotelial, terutama dalam hati dan limfe. Sebagai hasil samping dari proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg dl atau kurang ; kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera).

Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, seperti yang terjadi pada berbagai kelainan hemolitik, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya (misal apabila jumlahnya lebih dari sekitar 100mg/dl). Hemoglobin akan terdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria). Jadi ada atau tidak adanya hemoglobinemia dan hemoglobinuria dapat memberikan informasi mengenai lokasi penghancuran sel darah merah abnormal pada pasien dengan hemolisis dan dapat merupakan petunjuk untuk mengetahui sifat proses hemolitik tersebut.


 


 


 


 


 

GEJALA KLINIS

Pada Anemia terjadi penurunan oksigen carrying capacity darah, maka semua bagian tubuh akan terpengaruh.

Kulit dan mukosa    : pucat, elastisitas menurun.

Kuku : cekung (spoon nail), rapuh, tak mengkilat

Sistem respiratorik dan sirkulasi :

  • Dispnea (bila anemia berat)
  • Palpitasi (deg-degan)
  • Gagal jantung kongesti (bila anemia berat)

Sistem Neuromuskular :

  • Nyeri kepala, vertigo, berkunang-kunang.
  • Lebih peka terhadap dingin
  • Otot lemah/mudah lelah, lesu, aktivitas berkurang
  • Iritabel, kurang konsentrasi/perhatian terhadap sekitar
  • Perkembangan kepandaian lambat
  • Prestasi kerja fisik/pikiran menurun.

Sistem Gatrointestinal

  • Anoreksia


 

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Jumlah darah lengkap hemoglobin dan hematokrit

  • Jumlah eritosit
  • Jumlah Retikulosit
  • LED
  • SDP
  • Masa hidup SDM

Jumlah trombosit

  • Hb elektroforesi
  • Bilirubin serum
  • Folay serum dan vitamin B 12
  • Besi serum
  • Massa pendarahan
  • LDH serum
  • Analisa Gaster
  • Pemeriksaan Biopsi
  • Pemeriksaan endoskopi


 

PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.


 

KOMPLIKASI

Komplikasi umum anemia meliputi gagal jantung, paratesia, dan kejang. Pola setiap tingkat anemia. Pasien dengan penyakit jantung cendrung lebih besar kemungkianannya mengalami angina atau gejala gagal jantung kongestif dari pada seseorang yang tidak mempunyai penyakit jantung.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

PROSES KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA


 

PENGKAJIAN

  • Aktivitas dan Istirahat :

    Adanya keletihan, kelemahan, kehilangan produktivitas kerja, peningkatan kebutuhan untuk istirahat dan tidur.

  • Sirkulasi

    Adanya riwayat kehilangan darah kronis. Misalnya adanya hematemesis, dismenorea, angina , CHF, palpitasi, takikardia, hiupotensi postural.

  • Nutrisi/Cairan

    Adanya penurunan intake makanan. Kesulitan menelan, mual, muntah, anoreksia, penurunan BB, lidah tampak merah, daging/halus spesifik untuk difesiensi asam folat dan vitamin B 12 , torgur kulit menurun, membran mukosa pucat, kering, pika bahan-bahan seperti tanah liat, cat, es, tepung dll.

  • Eliminasi

    Adanya riwayat penurunan urin output, nefpritis, gagal ginjal, diare/konstipasi.


     

    Pemeriksaan neurologis juga penting kerena efek anemia pernisiosa pada sistem saraf pusat dan perifer. Pasien dikaji mengenai adanya baal dan parastesia perifer, ataksia, gangguan koordinasi dan kejang.

        Riwayat kesehatan meliputi informasi mengenai setiap pengobatan yang diminum pasien yang mungkin menekan aktivitas sum-sum tulang/mempengaruhi metabolisme folat. Riwayat akurat mengenai asupan alkohol termasuk jumlah dan durasi harus ditanyakan. Pasien juga ditanya mengenai setiap adanya kehilangan darah, seperti adanya darah dalam tinja/menstruasi berlebihan pada wanita. Riwayat keluarga juga penting kerena beberapa jenis anemia bersifat herediter.


 


 


 

DIAGNOSA

Berdasarkan pada data pengkajian diagnosa yang mungkin muncul adalah ;

  1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis.
  2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay dan kebutuhan oksigen.
  3. Penurunan perfusi jaringan berhubungan dengan perubahan distribusi oksigenasi
  4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidak mampuan mencerna/mengabsorbsi nutrisi yang penting dalam pembentukan eritrosit.


 

EVALUASI

Hasil yang diharapkan ;

  1. Penurunan / penghilangan rasa nyeri.
  2. Peningkatan toleransi aktivitas
  • Selama aktivitas, TTV dipantau
  • Klien mampu mengatur aktivitas tanpa kelelahan
  1. Menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat
  • TTV stabil
  • Capillary refill tidak lebih dari 2 detik.
  1. Intake nutrisi adekuat
  • BB stabil dan dapat dipertahankan
  • Intake nutrisi adekuat.


     


     


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA

  • Doengoes, Marilyn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Edisi 3. Jakarta ; EGC.
  • FKUI. 1974. Kumpulan Ilmu Kesehatan Anak Bagian I. Jakarta : FKUI
  • Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jilid Pertama. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.
  • Ngastiyah. 1997. Keperawatan Anak sakit. Jakarta. EGC.
  • Smeltzer, Suzana Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Perawatan Medical Bedah. Volume 1. Jakarta : EGC.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. TM

DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA

DI RUANG ZAMRUD RSUD H. DAMANHURI BARABAI


 

I. BIODATA

A. Identitas Klien/Pasien

  1. Nama            : Ny. TM
  2. Tempat/tgl lahir        : - / 37 Tahun
  3. Jenis kelamin        : Perempuan
  4. Agama            : Islam
  5. Suku/bangsa        : Banjar/Indonesia
  6. Status marital        : Kawin
  7. Pendidikan/pekerjaan    : - /Wiraswasta
  8. Bahasa yang digunakan    : Banjar
  9. Alamat lengkap        : Kompleks PU Rt.09
  10. Kiriman dari        : Datang sendiri
  11. Tanggal masuk RS    : 03-08-2006
  12. Nomor register        : 3284/06
  13. Tanggal pengkajian    : Senin, 7 Agustus 2006        Jam : 10.00 wita


 

B. Penanggung Jawab

  1. Nama lengkap        : Tn. s
  2. Hubungan dengan klien    : Suami
  3. Tempat/tanggal lahir    : - /46 tahun
  4. Pendidikan/pekerjaan    : - /Wiraswasta
  5. Alamat lengkap        : Kompleks PU , Rt. 09


 


 

  1. ALASAN MASUK RUMAH SAKIT


     

    1. Alasan dirawat :

      ± 1 minggu yang lalu klien mengeluh tidak enak badan, badan terasa lemah, dan sakit kepala

    2. Keluhan Utama :

      Klien mengeluhtidak enak badan dan sakit kepala

      1. Provocative/palliative

        Penyebab kerena klien terlalu banyak beraktivitas dan kelelahan. Faktor-faktor yang memperberat yaitu pada saat klien beraktivitas, klien akan merasa lemah dan sakit kepala.

      2. Qualiy/Quantity

        Klien merasakan badan terasa lemah, dan sakit kepala.

      3. Regional

        Klien merasa sakit dikepala.

      4. Severity Scale

    Klien merasakan nyeri dengan skala nyeri 2 (sedang).

    Pada tingkat skala nyeri 0-4


     

    0    1    2    3    4

    Keterangan     : 0 = tidak ada nyeri

            : 1 = ringan

            : 2 = sedang

            : 3 = berat

            : 4 = sangat berat, bisa sampai pingsan


     

    1. Timing

      Klien merasakan sakit yang dirasakan sering timbulnya tiba-tiba.


       

  2. RIWAYAT KESEHATAN


     

    1. Riwayat Kesehatan sebelum sakit ini :

      Sebelumnya klien tidak pernah menderita sakit seperti ini. Klien juga tidak mempunyai alergi terhadap makanan.

    2. Riwayat kesehatan sekarang

      ± 1 minggu yang lalu klien mengeluh badan terasa lemah. Lalu klien dibawa keluarganya ke Puskesmas. Tapi setelah itu klien sempat tidak sadarkan diri dan merasa bertambah parah. Kerena merasa khawatir, keluarga klien membawa klien ke Rumah Sakit Umum H. Damanhuri Barabai pada hari kamis tanggal 03 Agustus 2006 dan dirawat diruang perawatan Zamrud kamar I.

    3. Riwayat kesehatan keluarga

      Keluarga klien mengatakan kalau dalam keluarga mereka tidak ada yang pernah penyakit seperti ini dan penyakit keturunan yang lainnya seperti DM, Hipertensi, Asma dan lain-lain. Juga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti TBC, Hepatitis dll.


       

    III.     AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI

    

  1. Makan dan Minum


     

    1. Nutrisi

      Dirumah : klien makan 3 kali sehari dengan gizi makanan yang selalu terpenuhi yaitu nasi, lauk-pauk, sayur-sayuran dan buah-buahan.

      Di RS     : klien hanya menghabiskan 2-4 sendok makan saja dari makanan yang disediakan oleh RS.

    2. Minum

      Dirumah : klien minum air putih 3-4 gelas/hari

      Di RS : klien tetap minum air putih dengan frekuensi 2-3 gelas/hari.


       

  2. Eliminasi (BAB & BAK)
    1. BAB

      Di rumah : sejak ± 1-2 x/hr, warna kuning dan konsistensi padat, bau khas feces dan tidak terdapat kelainan.

      Di RS : klien BAB 1 x/sehari dengan konsistensi padat

    2. BAK

      Dirumah : klien BAK ± 3-4 x/hr , berwarna kuning jernih dan tidak ada kelainan/pendarahan.

      Di RS : klien BAK 2-3 x/hr. berwarna kunin jernih dan tidak ada kelainan/pendarahan.

  3. Istirahat dan Tidur
    1. Istirahat

      Di rumah : klien istirahat setelah melakukan aktivitas sehari-hari sekitar ½ - 1 jam/hari.

      Di RS : klien istirahat total dan hanya berbaring saja ditempat tidur.

    2. Tidur

      Di rumah : klien biasanya tidur siang 1-2 jam/hari dan pada malam hari sekitar 6-7 jam

      Di RS : klien lebih banyak tidur kerena kondisinya yang lemah.

  4. Aktivitas

    Di rumah : segala aktivitas klien dikerjakan sendiri seperti makan, minum, mencuci, menyapu, dll. Klien bekerja sebagai wiraswasta.

    Di RS : aktivitas klien terbatas. Klien melakukan aktivitas dengan bantuan keluarganya seperti makan, berpakaian, dll. Dengan skala aktivitas 2 pada tingkat skla aktivitas 0-4. klien terlihat lemah, letih dan lesu.

    1. : Mandiri penuh
    2. : Memerlukan bantuan peralatan
    3. : Memerlukan bantuan orang lain. (pengawasan/penyuluhan).
    4. : Memerlukan bantuan orang lain dan peralatan.
    5. : Tergantung, tidak berpartisipasi dalam aktivitas.
    1. Kebersihan diri

      Di rumah : Klien mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, potong kuku apabila dirasa panjang dan cuci rambut apabila dirasa kotor dan gatal

      Di RS : klien selama di RS belum pernah mandi tapi hanya diseka oleh keluarga klien. Begitu juga dengan gosok gig, cuci rambut, potong kuku kerena kondisi klien yang lemah.

    2. Rekreasi

      Di rumah : klien menghibur diri dengan mendengarkan radio dan menonton televisi, membaca dan pergi kemasjid, kadang-kadang pergi jalan-jalan.

      Di RS : klien tidak bisa menonton TV, mendengarkan radio/jalan-jalan.


 

V.     PSIKOSOSIAL


 

  1. Psikologis

Klien merasa cemas apakah penyakitnya dapat disembuhkan. Namun klien mampu beradaftasi dengan keluarganya, sosial serta instalasi kesehatan. Klien juga dapat menahan emosi dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan.

  1. Sosial

Hubungan klien dengan keluarganya terlihat baik. Ini terlihat dari banyaknya keluarga dan kerabat yang menjenguk klien saat di RS.

  1. Spiritual

Klien beragama Islam. Menurut keluarganya klien seorang yang taat beribadah. Tetapi selama di RS klien tidak dapat melakukan ibadah seperti biasanya, klien hanya berzikir dan berdoa.


 


 


 


 


 

VI. PEMERIKSAN FISIK


 

  1. Keadaan Umum : Klien tampak Lemah

    Kesadaran    : compos mentis        GCS : 4 5 6

    TTV = Pols : 85 x/mnt RR : 20 x/mnt TD : 110/80 mmHg Temp : 36,70 C axilla


     

    B. Head to toe

    1. Kepala

      Bentuk simetris, kulit kepala bersih, tidak terdapat kelainan/benjolan, klien merasa nyeri/sakit.

      2. Rambut

      Rambut klien keriting dan tidak beruban, penyebaran rambut merata dan tidak ada kutu ataupun ketombe.

      3. Mata

      Ketajaman penglihatan baik , sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, klien tidak memakai alat bantu penglihatan (kacamata).

    4. Hidung (penciuman)

    Bentuk dan posisi simetris, tidak terlihat adanya benda asing yang keluar dari lubang hidung, tidak ada sekret yang keluar, fungsi penciuman baik (dapat membedakan bau alkohol dan minyak angin). Tidak ada epistaksis, peradangan mukosa maupun polip.

    5. Telinga (pendengaran)

    Pendengaran berfungsi dengan baik (dapat mendengar saat namanya dipanggil), telinga berbentuk simetris, tidak ada serumen yang keluiar dari telinga, tidak ada peradangan maupun pendarahan.

    6. Mulut dan gigi

    Tidak terlihat peradangan ataupun pendarahan, tidak ada caries/karang gigi. fungsi pengecapan baik, mokusa bibir kering.


     

    7. Leher

    Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening ataupun kelenjar tiroid, pergerakan leher tidak kaku.

    8. Thorak

    Bentuk simetris, denganfrekuensi napas 20 x/mnt, dipalpasi tidak ada nyeri tekan maupun peradangan. Tidak terdapat sesak napas. auskultasi thorak tidak ada wheezing maupun ronchi kering ataupun basah.

    9. Abdomen

    Bentuk simetris, bunyi perkusi tympani, abdomen teraba hangat, tidak terdapat bekas luka operasi.

    10. Reproduksi

    Klien berjenis kelamin perempuan, jumlah anak 6 orang dengan 1 Suami. Klien tidak terpasang kateter. Tidak ada kelainan / pendarahan. Klien menstruasi pertama kali pada umur 12 tahun. Frekuensi menstruasi klien setiap bulannya teratur (klien biasanya mengganti pembalut ± 2-3 x/hr). klien mengatakan kalau tidak mendapatkan haid dari bulan Juli 2006.


 

  1. PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM
  • Hasil pemeriksaan Hematologi, Kamis 03 Agustus 2006.

    HB     : 7,9 gram %            N = L : 13-16 gram/dl

    Lekosit : 14.540 /mm3            N = 4000-10.000 / mm3    

    Gol darah    : O

Eos 

Baso 

Stab 

Seg 

Lymp 

Mono 

0 % 

0 % 

0 % 

79 % 

17 % 

4 % 


 

LED    : 70/105 mm/1 jam

Hematokrit : 13 %            N = P : 37-43 %

Trombosit     : 169.000 /mm3        N = P : 150.000 – 400.000 UI

  1. PENGOBATAN

    Kamis 03 Agustus 2006.

  • Infus RL/D5 28 tts/mnt
  • Biocef 1 gr/12 jam
  • Acran 1 amp/8 jam
  • Gavistal 1 amp/8 jam
  • Kalnex 1 amp/8 jam
  • Inbion 1x1
  • Braxidin 3x1


 

Senin 07 Agustus 2006

  • Infus RL/D5 28 tts/mnt
  • Biocef 1 gr/12 jam
  • Acran 1 amp/8 jam
  • Gavistal 1 amp/8 jam
  • Terfacef 1 gr/24 jam
  • Farmacol syrup 3 x ct
  • Inpepsa 3 x ct
  • Braxidin 3x1


 


 


 

                


 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar