Laman

Sabtu, 04 Agustus 2012

Konsep Dasar Hernia Inguinalis


 

Pengertian

Adalah suatu tonjolan dari organ atau sebagian organ intra abdominal keluar kavum abdomen melalui lokus minoris (facial defect) dinding abdomen dan masih diliputi peritonium.


 

B. Penyebab

Kongenital

Terjadi kegagalan dalam hal penutupan prosesus vaginalis (pintu/liang yang menonjol menuju vagina)

Terjadi sejak bayi lahir, seperti: hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia bochdalek.

Didapat/akuisita

Terjadinya hernia setelah dewasa/manula, hal ini disebabkan adanya tekanan intra abdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama misalnya: pada batuk kronis, gangguan proses kencing (prostat hipertropi, strictura uretra) konstipasi kronis, asites, dan trauma kecelakaan.

Faktor predisposisi

Terjadi karena peningkatan intra kranial, misal pada saat mengangkat benda berat, meniup terompet atau terlalu kuat mengedan.


 

Patofisiologi

Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan kedelapan dari kehamilan, terjadi desensus testikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritonium ke daerah scrotum sehingga terjadi peritonium yang tersebut dengan prosesus vaginalis peritoneal. Bila bayi lahir, umumnya prosesus telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, seringkali kanalis ini tidak menutup karena kanalis testis kiri lebih dulu turun dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka kanalis yang kanan juga masih terbuka. Dalam keadaan yang normal kanalis akan menutup pada usia 2 bulan

Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel, bila kanalis terbuka terus karena prosesus tidak mengalami berobliterasi, maka timbulah hernia inguinalisa lateralis kongenital, pada orang tua kanalis tersebut telah tertutup namun karena merupakan lokus minoris resistensi maka keadaan yang menyebabkan tekanan intra abdominal meninggi, kanal itu dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis.


 

Klasifikasi

  1. Menurut tempat lokasinya
    1. Hernia scrotalis
    2. Hernia femoralis
    3. Hernia umbilikalis
    4. Hernia inguinalis
    5. Hernia insisional
    6. Hernia fragmentika
    7. Hernia Epigastrika
  2. Menurut gejala

Hernia Refonibilis

Penonjolan yang terjadi dan benjolan tersebut dapat dimasukkan kembali secara manual.

Hernia irreponibilis

Penonjolan yang terjadi dan tonjolan tersebut tidak dapat dikembalikan secara manual disertai nyeri tekan.

Hernia inkaserata

Terjadi tonjolan yang tidak bisa kembali serta terjadi gangguan pasase usus dan nyeri hebat.


 


 

Hernia strangulata

Nyeri hebat, pembuluh darah terjepit, gangguan vaskularisasi karena masih ada sisa makanan diusus yang terdapat penonjolan tersebut maka akan terjadi eksudat cairan

Hernia richter

Hernia responibilis yang turun naik


 

Tanda dan gejala

  • Nyeri
  • Ada benjolan
  • Mual
  • Kembung
  • Tidak flatus/BAB


 

F. Penatalaksanaan
  • Cito Op untuk hernia inkeserata
  • Tindakan operasi: herniatomi dengan basini plasti


 

Penatalaksanaan

Hernia yang tidak terstrangulata atau inkaserata dapat secara mekanis berkurang, suatu penyokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang, penyokong ini adalah bantalan yang diikatkan ditempatkan dengan sabuk, bantalan ditempatkan di atas hernia setelah hernia dikurangi dan dibiarkan di tempatnya untuk mencegah hernia dari kekambuhan, klien harus cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk memanifestasikan kerusakan.


 

Penatalaksanaan bedah

Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara langsung di atas urea yang lemah, usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perineal, kantong hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area tersebut. Hernia di region inguinal biasanya di perbaiki. Saat ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan.

Beberapa perbaikan sulit dilakukan karena adanya insufisiensi massa otot untuk mempertahankan usus di tempatnya, pada kasus ini graft mata jala tembaga (steal mast=h) digunakan untuk menguatkan area herniasi, klien dengan kesulitan perbaikan biasanya dirawat di rumah sakit 1-2 hari untuk mendapatkan antibiotik profilaksis.


 


 

HERNIOTOMY

Pada hernia inguinalis lateralis dilakukan tindakan bedah elektif karena dilakukan terjadi komplikasi.

Tindakan bedah pada operasi hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia) dan herniorafi (menjahit kantung hernia) pada bedah elektif maka kanalis dibuka dan isi hernia dimasukkan, kantong diikat dan dimasukkan "Bassini Plasty " untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat maka prinsipnya seperti bedah elektif, cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat, apakah vital atau tidak, bila vital dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomosis: end to end". Untuk fasilitas dan keahlian terbatas, setelah cincin hernia dipotong dan usus dinyatakan vital langsung tutup kulit dan rujuk ke RS yang lengkap.

Sayatan dilakukan sepanjang 10 cm terbawah antara benjolan, dilakukan perawatan di ruangan.


 

Masalah kolaboratif / potensial komplikasi
  1. Haemorragie
  2. Hipovolemia / Shock
  3. Eviserasi
  4. Dehidrasi
  5. Infeksi
  6. Retensi urine
  7. Tromboflebitis
  8. Paralitik Illeus


 

Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada pasien dengan herniotomi:

  1. Nyeri (secara khusus saat mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan.

    Hasil yang diharapkan:

    Dalam 1 jam intervensi, persepsi subjektif pasien tentang ketidaknyamanan menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator objektif, seperti meringis, tidak ada atau menurun.

    Intervensi Keperawatan:

    Kaji dan dokumentasikan nyeri, beratnya, karakter, lokasi, durasi, faktor pencetus dan metode-metode penghilangan, gunakan skala nyeri dengan pasien, rentangkan ketidaknyamanan dari 0 (tidak ada nyeri) sampai 10 (nyeri paling buruk) laporkan nyeri berat, menetap yang dapat menandakan komplikasi.

    Beritahu pasien untuk menghindari mengedan, meregang, batuk, dan mengangkat berat, ajarkan pasien untuk menekan insisi dengan tangan atau bantal selama episode batuk, ini secara khusus penting selama periode pasca operasi awal dan selama 6 minggu setelah 6 minggu setelah pembedahan.

    Ajarkan pasien bagaimana menggunakan penopang bila diprogramkan dan anjurkan penggunaannya sebanyak mungkin, khususnya bila turun di tempat tidur.

    Berikan atau ajarkan px tentang pemasangan penyokong secara total atau kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri setelah perbaikan hernia inguinal.

    Berikan analgetik sesuai program bila diindikasikan secara khusus sebelum aktivitas pasca operasi, gunakan tindakan kenyamanan juga distraksi, interaksi, verbal untuk meningkatkan ekspresi perasaan dan menurunkan ansietas, gosokkan punggung dan teknik penurunan stress, seperti ; latihan relaksasi, dokumentasikan derajat penghilangan yang didapat dengan menggunakan skala nyeri.


     

  2. Retensi perkemihan yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anaestetik selama pembedahan abdomen bawah.

    Hasil yang diharapkan:

    Dalam 8 – 10 jam pasca pembedahan, px berkemih tanpa kesulitan, keluaran urine 100 ml setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000 – 1500 ml) lebih, periode 24 jam.

    Intervensi Keperawatan:

    1. Kaji dan dokomentasikan distensi quprapetik atau laporan pasien tentang tidak berkemih
    2. Pantau keluaran urine, dokumentasikan dan laporkan berkemih sering kurang 100 ml.
    3. Permudah berkemih dg mengimplementasikan intervensi berikut posisikan px pada posisi normal untuk berkemih, biarkan pasien mendengar bunyi air atau tempatkan tangan dalam air hangat, bila tidak efektif coba teteskan air hangat di atas perinium kecuali dikontraindikasikan, metode crede (tekanan diberikan dari umbilikalis s/p suprapubis) dapat digunakan untuk merangsang refleks berkemih.


       

  3. Kurang pengetahuan: Potensial terhadap komplikasi berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.

    Hasil yang diharapkan:

    Setelah instruksi px mengungkapkan pengetahuan tentang tanda-tanda dan gejala komplikasi dan memenuhi tindakan yang diprogramkan untuk pencegahan.

    Intervensi Keperawatan:

  • Ajarkan px untuk waspada dan melaporkan nyeri perut, menetap, mual, muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat atau strangulasi usus.
  • Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diet tinggi susu atau menggunakan suplemen diet serat untuk mencegah komplikasi. Anjurkan masukkan cairan sedikitnya 2-3 liter/hari untuk meningkatkan konsistensi fesses lunak.
  • Ajarkan pasien untuk mekanika tubuh tepat untuk bergerak dan mengangkat.


 


 


 


 

1 komentar:

  1. Cara mengobati penyakit herpes secara tradisional maupun dengan mengkonsumsi obat tablet atau mengoleskan salep. Obat dapat membantu mengurangi tingkat keparahan luka yang diakibatkan oleh panyakit herpes dan berperan dengan baik untuk mencegah penyakit herpes kambuh lagi, namun sayangnya obat tidak mampu mengobati penyakit herpes secara tuntas. silehkan klik chat online ini terhadap berkonsultasi dengan mumpuni klinik Apollo.

    wartadokter

    rumah sakit ginekologi jakarta

    chat now

    BalasHapus