Laman

Sabtu, 04 Agustus 2012

LAPORAN PENDAHULUN SIROSIS HEPATIS

  1. Pengertian

    Suatu penyakit dimana pembuluh darah dan seluruh sistem pada hati mengalami perubahan dan terjadinya pertumbuhan jaringan ikat di sekitar jaringan parenteral hati yang mengalami regenerasi.


 

  1. Etiologi
  • Hepatitis, virus tipe B dan C.
  • Alkoholisme.
  • Obstruksi aliran vena hepatik.
  • Zat toksik.


 

  1. Patofisiologi

 


 


 


 


 


 

Mekanik


 

Terjadi hepatitis

Viral akut


 

Peradangan sel hati,

Nekrosis luas


 


 

Pembentukan jaringan ikat dan modul regenerasi


 


 

Cirosis Hepatis


 


 


 


 


 


 


 

Sirosis Hepatis


 


 


 

Imunologi


 

Terjadi hepatitis

Viral akut


 

Peradangan sel hati,

Nekrosis


 


 

Hepatitis kronik


 

Cirosis Hepatis


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Campuran
  1. Manifestasi Klinik

    Anorexia, mual dan muntah, diare, demam, berat badan menurun, asites, ikterik, nyeri tekan abdomen kuadran kanan atas, dan kadang-kadang urine warnanya menjadi lebih tua atau kecoklatan, dan gejala dyspneu.


     

  2. Pemeriksaan Penunjang
  • Pemeriksaan laboratorium meliputi : Hb rendah, kenaikan kadar enzim transaminase / SGPT dan SGOT, kadar albumin rendah.
  • Radiologi, Esofaguskopi, Ultrasonografi, Sidikan, Hati, ERCP, Angiografi.


 

  1. Penatalaksanaan Medis

    Menghindari penggunaan alkohol, pada klien penyakit wilson diberikan D-Penicilin 20 mg / kg BB / hari, pada hepatitis kronik diberikan kortikosteroid, untuk asites diberikan diet rendah garam.


     

  2. Diagnosa Keperawatan
    1. Gangguan rasa nyaman : nyeri tekan abdomen kuadran atas sehubungan dengan asites.
  • Observasi perubahan prilaku mental.
  • Pertahankan kenyamanan, lingkungan tenang.
  • Pertahankan tirah baring, bantu aktifitas perawatan diri.
  • Kolaborasi; Beri Inj Analgetik SOD.
  1. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari keperluan tubuh sehubungan dengan anoreksia.
  • Kaji kebutuhan nutrisi pasien.
  • Anjurkan pasien makan sedikit demi sedikit.
  • Ukur Antropometrik.
  • Beri motivasi untuk makan.
  1. Gangguan keterbatasan aktifitas.
  • Kaji penyebab adanya kelemahan, kekuatan otot.
  1. Pola nafas tidak efektif sehubungan dengan penumpukan cairan intra abdomen.
  • Memonitor frekuensi, kedalaman dan upaya pernafasan.
  • Ubah posisi dengan posisi yang nyaman, latihan nafas dalam dan batuk.
  1. Gangguan volume cairan sehubungan dengan penumpukan cairan dalam abdomen.
  • Anjurkan pasien minum sedikit.
  • Kaji volume cairan yang ada dalam abdomen.
  1. Gangguan eliminasi BAB sehubungan dengan konstipasi.
  • Kaji penyebab konstipasi.
  • Beri huknah.


 

  1. Daftar Pustaka.

    Mansjoer, Arif, dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ke-3. Jakarta; Media Aesculapius, FKUI.

    Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI Jakarta 1996.

    Syaifuddin, B. Ac. 1994. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC.


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     

PENGKAJIAN


 

  1. Identitas.
    1. Identitas Klien.

      Nama            : Ny. C.

      Umur            : 32 Th.

      Jenis Kelamin        : Perempuan.

      Pekerjaan         : Ibu Rumah Tangga.

      Alamat             : Jl. Batu Benawa.

      Status            : Kawin.

      Agama            : Islam.

      Suku Bangsa        : Madura / Indonesia.

      Tanggal MRS        : 31 Desember 2004.

      Tanggal Pengkajian    : 06 Januari 2005.

      Dx Medis        : Susp. Sirosis Hepatis

    b)    Identitas Penanggung Jawab

    Nama     : Tn. W.

    Umur     : 39 Th.

    Jenis Kelamin     : laki-laki.

    Pekerjaan     : Swasta.

    Hubungan dengan klien : Suami.


 

  1. Riwayat Penyakit
    1. Keluhan Utama

      Pasien megeluh nyeri perut kuadran kanan atas, pasien mengatakan merasa tidak nyaman karena merasa penuh pada perut yang makin membesar, pasien juga merasa nafsu makannya menurun karena mual dan muntah, perasaan penuh setelah makan serta pasien mengeluh sering berak dengan konsistensi keras dan berwarna hitam serta air kencing warnanya seperti air teh.


       

    2. Riwayat Penyakit Sekarang

      ± sudah 2 tahun pasien menderita penyakit ini, apabila dibawa istirahat sudah sembuh k    embali dan sejak 2 hari yang lalu pasien dibawa ke RS oleh ibunya karena pasien lemah tak berdaya dan tidak bisa makan lagi dengan diagnosa medis Sirosis hepatis


       


     


     

    1. Riwayat Penyakit Dahulu

      Px mengatakan bahwa dia pernah mengalami penyakit Hepatitis, dan pernah dirawat di RS, px juga pernah menderita penyakit lainnya seperti Efusi Pleura dan 2 tahun yang lalu pernah menjalani operasi Ca Mamae.

    2. Riwayat Penyakit Keluarga

      Px mengatakan dikeluarganya ada yang menderita penyakit Hepatitis, tapi penyakit lain seperti Hipertensi, DM, Gagal Jantung tidak ada.


       

  2. Pemeriksaan Fisik
    1. Keadaan Umum. (Tgl 06 Januari 2005)

      Kesadaran Compos Mentis, keadaan umum px tampak lemah dan lebih banyak berbaring di tempat tidur.

    TD : 110/90 mmHg.    S : 37,5 ' C.

    R : 28 x/m.        N : 90 x/m.

    Data Antropometrik:

    BB dulu: 48 kg.    TB: 150 cm.

    BB sekarang: 43 kg

    1. Kulit

    Keadaan kulit tampak bersih, warna tampak pucat, tidak ada memar dan terdapat edema, tekstur kulit lembab, turgor kulit jelek (kembali dalam 4 detik), CRT baik, kulit teraba hangat 37.5'C.

    1. Kepala dan Leher

    Struktur kepala simetris, tidak ada nyeri dan riwayat trauma kepala, tidak ada kelainan dan keterbatasan gerak, kemampuan menelan px baik, struktur leher tampak simetris, tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid.

    1. Penglihatan dan Mata

    Bentuk dan letak mata simetris, kebersihan cukup tidak ada sekret, bola mata dapat digerakan ke segala arah, konjunctiva anemis, sklera ikterik, tidak ada kelainan pada mata, px tidak menggunakan alat bantu penglihatan.

    1. Penciuman dan Hidung

    Bentuk hidung simetris, kebersihan cukup tidak ada sekresi, tidak ada perdarahan/ peradangan, tidak adanya obstruksi, fungsi penciuman baik.


     


     


     

    1. Pendengaran dan Telinga

    Bentuk telinga simetris, kebersihan cukup tidak ada sekresi, tidak ada peradarahan/ peradangan, tidak ada tinitus/ vertigo, fungsi pendengaran px baik, px tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

    1. Gigi dan Mulut

    Warna bibir px agak pucat, tidak ada perdarahan, kebersihan cukup, keadaan gigi sedikit kotor, terdapa caries di gerahan atas 2, fungsi mengunyah px baik, px tidak menggunakan gigi palsu.

    1. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi

    Bentuk dan gerakan rongga dada simetris, kedalaman nafas px cepat dengan frekuensi pernafasan 28 x/m, px tidak mengeluh sesak nafas dan tidak menggunakan alat bantu pernafasan, tidak ada nyeri tekan pada dada, tidak ada bunyi nafas tambahan, tampak jaringan parut bekas Ops Ca. Mamae.

    1. Abdomen

      Pada abdomen terdapat asites, kebersihan cukup, tidak ada jaringan parut, terdapat nyeri tekan dikuadran kanan atas, dengan skala nyeri 2, teraba pembesaran hati sekitar 2 jari, saat diperkusi bunyi redup pada kuadran kanan atas dan thympani di perut yang asites.

    2. Genetalia dan Reproduksi

      Px mengatakan tidak terdapat haemorrhoid, peradangan serta perdarahan.

    3. Ekstrimitas Atas dan Bawah

    Struktur simetris, tidak ada trauma, kekuatan otot baik, tidak ada kelainan tulang dan sendi, tidak ada nyeri tekan, tidak ada keterbatasan gerak, px tidak menggunakan alat bantu gerak.

    Skala kekuatan otot:

    1. 5

    5    5


     

  3. Kebutuhan Fisik, Psikososial, dan Spiritual
    1. Aktifitas dan Istirahat

      Rumah :

  • Px beraktivitas sebagai ibu RT, px hanya terkadang saja tidur siang, tidur malam + 7 jam/hr, tidak ada kesulitan menjelang tidur.


 


 

RS :

  • Px hanya beraktivitas ke kamar mandi, makan dan minum, skala aktivitas 2, kemampuan tidur px di RS terpenuhi tidur sekitar 6 – 7 jam/hr.
  1. Personal Hygent

    Rumah :

  • Px mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, keramas bila rambut terasa kotor, potong kuku bila dirasa panjang/ 1 minggu.

RS :

  • Px hanya diseka keluarganya 2x sehari, gosok gigi 1x sehari, keramas tidak ada dan potong kuku bila panjang.
  1. Nutrisi

    Rumah :

  • Makan 3x sehari dengan porsi secukupnya, tidak ada jenis makanan pantangan, nafsu makan + 1 bulan terakhir menurun, tidak ada gangguan menelan.

RS :

  • Px makan 3x sehari,
    2 – 3 sendok diet NLRG, nafsu makan px kurang, px merasa mual dan muntah.
  1. Eliminasi

    Rumah :

  • Di rumah px BAB 1x sehari setiap pagi dengan konsistensi lembek berbiji-biji, BAK 4 – 6x sehari dengan warna seperti teh tua.

RS :

  • Px BAB di RS 2 hari 1x dengan warna coklat tua berbiji-biji, BAK 4 – 6x sehari dengan warna seperti teh tua, tidak ada kesulitan dalam BAB dan BAK.
  1. Sexual

    Px mengatakan hubungan dengan keluarganya cukup harmonis, px memiliki suami, tetapi px mengatakan hubungan dalam suami istri sedikit terganggu karena proses penyakitnya.

  2. Psikososial

    Selama di RS nampaknya px dapat beradaptasi dengan lingkungan RS, px tampak tenang dalam menghadapi masalah, px terlihat sering murung, hubungan px dengan keluarga ataupun perawat dan tenaga medis lainnya baik.

  3. Spiritual

    Px beragama islam, px tampak tenang dan sabar dalam menjalani penyakitnya, px saat ini tidak dapat melakukan ibadah.

  1. Data Penunjang.
    1. Laboratorium

      Bilirubin Total        : 4,52 mg/dl    ( 0,4 – 1,1 )

      Bilirubin Direk    : 2,89 mg/dl    ( 0,1 – 0,4 )

      Bilirubin Indirek    : 1,63 mg/dl    ( 0,2 – 0,6 )

      Protein Total        : 6,3 gr/dl    ( 6,8 – 8,0 )

      Albumin        : 2,3 gr/dl    ( 3,9 – 4,4 )

      Urea            : 26 mg/dl    ( 10 – 45 )

      Kreatinin        : 1,7 mg/dl    ( 0,5 – 1,7 )

      SGOT            : 156 u/l    ( 16 – 40 )

      SGPT            : 51 u/l        ( 8 – 45 )


       

    2. Pengobatan
  • Inj Primperan 3x1 amp.
  • Infus D5% Drif Neurobion.
  • Antrain 3x1 amp/IV.
  • Antasyd Syr 3x1 /oral.
  • Spironolakton 100 mg/hr.
  • PCT 3x500 mg.
  • Inj Lasix 2x1 amp ( setiap pagi).


 

DATA FOKUS :

  1. Inspeksi.

Abdomen tampak asites, tampak ada pembesaran dikuadran kanan atas, tampak ada jaringan parut post ops Ca. Mamae.

  1. Perkusi.

Bunyi redup dikuadran kanan atas, bunyi tympani diperut yang asites.

  1. Palpasi.

Teraba pembesaran hepar sekitar 2 jari, dan terdapat nyeri tekan dikuadran kanan atas.

  1. Auskultasi.

Bising usus meningkat.


 


 


 

ANALISA DATA


 


 


 

No

Data 

Masalah 

Etiologi  

1


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

2


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

3 

DS :

  • Px mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas dan terasa membesar.

DO:

  • Saat dipalpasi teraba pembesaran hepar sekitar 2 jari.
  • Terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas; skala nyeri 2.
  • Px tampak meringis saat dipalpasi.
  • TTV:

    TD: 140/80 mmHg. R: 28 x/m.

    N: 80 x/m. T: 37'C.


 

DS :

  • Px mengatakan tidak ada nafsu makan dan merasa mual dan muntah 1x.

DO:

  • Px tampak tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan.
  • Px muntah 1x.
  • BB dulu 48 kg.

    BB sekarang 43 kg.

    TB: 150 cm.


 

DS :

  • Px mengatakan merasa tidak nyaman pada perut yang makin membesar.
  • Px mengatakan merasa penuh pada perut terutama setelah makan.

DO:

  • Abdomen nampak asites.
  • Terdapat nyeri tekan pada abdomen.
  • Px nampak sulit mengatur posisi yang nyaman.

Nyeri.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Gangguan pola nutrisi.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Gangguan rasa nyaman; nyeri tekan abdomen. 

Hepatomegali sekunder terhadap infeksi hepar.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Anoreksia, mual dan muntah.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Asites.


 


 


 

PRIORITAS MASALAH :

  1. Nyeri berhubungan dengan hepatomegali sekunder terhadap infeksi hepar.
  2. Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.
  3. Gangguan rasa nyaman; nyeri tekan abdomen berhubungan dengan asites.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

PROSES KEPERAWATAN


 


 

No 

Diagnosa

Keperawatan

Perencanaan 

Tujuan 

Intervensi 

Rasional 

1


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

2


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

3 

Nyeri berhubungan dengan hepatomegali sekunder terhadap infeksi hepar.

DS :

  • Px mengatakan nyeri pada perut bagian kanan atas dan terasa membesar.

DO:

  • Saat dipalpasi teraba pembesaran hepar sekitar 2 jari.
  • Terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas; skala nyeri 2.
  • Px tampak meringis saat dipalpasi.
  • TTV:

    TD:140/80mmHg R: 28 x/m.

    N: 80 x/m.

    T: 37'C.


 


 


 


 


 


 


 


 

Gangguan pola nutrisi berhubungan dengan anoreksia, mual dan muntah.

DS :

  • Px mengatakan tidak ada nafsu makan dan merasa mual dan muntah 1x.

DO:

  • Px tampak tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan.
  • Px muntah 1x.
  • BB dulu 48 kg.

    BB sekarang 43 kg.

    TB: 150 cm.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Gangguan rasa nyaman; nyeri tekan abdomen berhubungan dengan asites.

DS :

  • Px mengatakan merasa tidak nyaman pada perut yang makin membesar.
  • Px mengatakan merasa penuh pada perut terutama setelah makan.

DO:

  • Abdomen nampak asites.
  • Terdapat nyeri tekan pada abdomen.
  • Px nampak sulit mengatur posisi yang nyaman.


 

Nyeri berkurang / hilang selama 3 hari perawatan.

Kriteria Evaluasi :

  • Px tidak mengeluh nyeri dan tidak terdapat nyeri tekan.
  • Tidak teraba hepar pada saat dipalpasi.
  • Px tampak tenang.


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     

Nutrisi terpenuhi dalam 3 hari perawatan.

Kriteria Evaluasi :

  • Nafsu makan px meningkat.
  • Px mampu menghabiskan makanan yang disediakan RS.
  • Px merasa tidak mual dan muntah


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     

Rasa nyaman px terpenuhi dalam 3 hari perawatan

Kriteria Evaluasi:

  • Px mengatakan tidak merasa penuh pada abdomen
  • Abdomen tidak nampak asites
  • Tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen
  • Px tidak sulit dalam mengatur posisi 
  1. Kaji penyebab dan status nyeri.
  2. Kaji TTV.
  3. Atur posisi px senyaman mungkin.
  4. Beri kompres hangat pada daerah nyeri.
  5. Anjurkan px menarik nafas dalam.

Kolaborasi

  1. Beri Analgetik sesuai indikasi.


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     


     

  2. Kaji pola makan px sebelum masuk RS.
  3. Beri penjelasan tentang pentingnya nutrisi sebagai proses penyembuhan
  4. Anjurkan px oral hygiene terutama sebelum makan
  5. Anjurkan px makan dalam porsi kecil tapi sering

Kolaborasi:

  1. Beri infus D5% Driff Neurobion
  2. Beri Anti emetik sesuai indikasi


     


     


     


     


     

  1. Observasi perubahan prilaku mental
  2. Pertahankan rasa nyaman lingkungan px
  3. Atur posisi px senyaman mungkin

Kolaborasi :

  1. Beri Analgetik sesuai indikasi
  1. Mengetahui tingkat nyeri dan respon px sehingga memudahkan dalam intervensi.
  2. Mengetahui keadaan umum px sehingga memudahkan tindakan selanjutnya.
  3. Posisi yang tepat dapat menurunkan ketegangan otot-otot abdomen.
  4. Kompres hangat dapat memperlancar aliran darah dengan vasodilator vaskuler.
  5. Nafas dalam merupakan tehnik relaksasi sehingga menurunkan kontraksi otot.
  6. Mengurangi nyeri.


     

  7. Dengan mengetahui pola maka px kita dapat mengetahui kebutuhan px sebelumnya
  8. Dengan diberikan penjelasan px termotivasi untuk memenuhi nutrisinya
  9. Mengurangi rasa tidak enak sehingga meningkatkan nafsu makan
  10. Kebutuhan nutrisi px akan terpenuhi secara bertahap dan mencegah mual dan muntah
  11. Memenuhi kebutuhan kalori tubuh dan dapat menambah nafsu makan
  12. Menghilangkan mual dan muntah


     

  13. Keadaan psikis yang menurun dapat mempengaruhi keadaan umum px
  14. Lingkungan yang tenang dapat mengurangi persepsi nyeri
  15. Posisi yang nyaman dapat mengurangi ketegangan otot-otot abdomen
  16. Analgetik dapat mengurangi/ menghilangkan rasa nyeri 


 


 

DATA PERKEMBANGAN


 

No 

Hari / Tgl 

Implementasi 

Evaluasi 

1


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

2


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

3


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

1


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

2


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

3 

Kamis

06 Januari 2005


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Kamis

06 Januari 2005


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Kamis

06 Januari 2005


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Jum'at 07 Januari 2005


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Jum'at 07 Januari 2005


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Jum'at 07 Januari 2005


 

  1. Mengkaji penyebab dan status nyeri.
  2. Mengkaji TTV.
  3. Mengatur posisi px senyaman mungkin.
  4. Memberi kompres hangat pada daerah nyeri.
  5. Menganjurkan px menarik nafas dalam.

Kolaborasi

  1. Memberi injeksi Antrain 1 amp/hr


 

  1. Mengkaji pola makan px sebelum masuk RS.
  2. Memberi penjelasan tentang pentingnya nutrisi sebagai proses penyembuhan
  3. Menganjurkan px oral hygiene terutama sebelum makan
  4. Menganjurkan px makan dalam porsi kecil tapi sering

Kolaborasi:

  1. Memberi infus D5% Driff Neurobion
  2. Memberi Primpran 1 amp/IV
    1. Mengobservasi perubahan prilaku mental
    2. Mempertahankan rasa nyaman lingkungan px
    3. Mengatur posisi px senyaman mungkin

Kolaborasi :

  1. Memberi Inj Antrain 3x1 amp
  2. Memberi Inj Lasix 2 amp (pagi)


 

  1. Mengkaji penyebab dan status nyeri.
  2. Mengkaji TTV.
  3. Mengatur posisi px senyaman mungkin.
  4. Memberi kompres hangat pada daerah nyeri.
  5. Menganjurkan px menarik nafas dalam.

Kolaborasi

  1. Memberi injeksi Antrain 1 amp/hr


 

  1. Mengkaji pola makan px sebelum masuk RS.
  2. Memberi penjelasan tentang pentingnya nutrisi sebagai proses penyembuhan
  3. Menganjurkan px oral hygiene terutama sebelum makan
  4. Menganjurkan px makan dalam porsi kecil tapi sering

Kolaborasi:

  1. Memberi infus D5% Driff Neurobion
  2. Memberi Primpran 1 amp/IV


 

  1. Mengobservasi perubahan prilaku mental
  2. Mempertahankan rasa nyaman lingkungan px
  3. Mengatur posisi px senyaman mungkin

Kolaborasi :

  1. Memberi Inj Antrain 3x1 amp
  2. Memberi Inj Lasix 2 amp (pagi)


 

S :

  • Px mengatakan nyeri masih terasa, namun berkurang ketika diberi kompres hangat

O :

  • Px tampak sesekali meringis, skala nyeri 2, karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk

A :

  • Masalah nyeri belum teratasi

P :

  • Intervensi dilanjutkan


 


 

S :

  • Px mengatakan hanya dapat menghabiskan 3 – 4 sendok porsi NLRG.

O :

  • Px tampak tidak menghabiskan porsi makanan yang disediakan, px tampak lemah

A :

  • Masalah kebutuhan nutrisi belum teratasi

P :

  • Intervensi dilanjutkan


 


 


 


 

S :

  • Px mengatakan merasa tidak nyaman dan merasa penuh pada perut yang membesar

O :

  • Px tampak hanya duduk di tempat tidur

A :

  • Masalah gangguan rasa nyaman belum teratasi

P :

  • Intervensi dilanjutkan


 

S :

  • Px mengatakan nyeri masih terasa, namun berkurang ketika diberi kompres hangat

O :

  • Px tampak sesekali meringis, skala nyeri 2, karakteristik nyeri seperti ditusuk-tusuk

A :

  • Masalah nyeri belum teratasi

P :

  • Intervensi dilanjutkan


 


 

S :

  • Px mengatakan nafsu makan masih belum ada, makan hanya 3 – 4 sendok, mual dan muntah masih terasa

O :

  • Px tampak mual


 

A :

  • Masalah kebutuhan nutrisi belum teratasi

P :

  • Intervensi dilanjutkan


 


 


 


 


 

S :

  • Px mengatakan merasa tidak nyaman dan merasa penuh pada perut yang membesar

O :

  • Px tampak hanya duduk di tempat tidur

A :

  • Masalah gangguan rasa nyaman belum teratasi

P :

  • Intervensi dilanjutkan


 


 


 


 


 


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar